Inilah Area Terbesar untuk Pelepasliaran Orangutan
Bayi orang utan Kalimantan (pongo pygmaeus pygmaeus) yang baru berumur
1,5 bulan berada dalam gendongan induknya, Dina (14 tahun) di dalam
kandang penangakaran Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen, Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur, Senin (13/12/2010). Kelahiran bayi satwa endemik
asli Indonesia berjenis kelamin betina tersebut menambah populasi orang
utan di TSI menjadi 24 ekor.
Kawasan konservasi ini direncanakan untuk menampung pelepasliaran 40 orangutan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalbar (BKSDA Kalbar), yang sejauh ini merupakan area terbesar bagi pelepasliaran orangutan di Indonesia.
Dalam siaran pers yang diterima, Selasa (27/3) di Jakarta, Direktur Public Affairs ANJ Agri Sucipto mengatakan, berdasarkan pemantauan BKSDA Kalbar dan studi yang dilakukan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada pada akhir 2011, pada wilayah hutan produksi konversi (HPK) seluas 17.987 hektar, yang telah dicadangkan untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit PT KAL di Kabupaten Ketapang, Kalbar, terdapat wilayah yang bisa dijadikan hutan bernilai konservasi tinggi (high conservation value atau HCV).
Menurut penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM), distribusi orangutan merata di seluruh kawasan seluas lebih dari 3.400 hektar itu, yaitu rata-rata tiga individu per kilometer. Selain orangutan, berdasarkan hasil penelitian dari UGM, di area PT KAL yang akan menjadi kawasan konservasi tersebut terdapat lebih kurang 30 jenis satwa liar, termasuk beruang madu, rusa sambar, kucing kuwuk, lutung dahi putih, dan berbagai spesies burung.