Senin, 12 Maret 2012

Harimau Korban Jerat Diduga Hamil
Dua dari 12 individu harimau Sumatera yang terakam kamera otomatis yang dipasang WWF dan PHKA di Bukit Tigapuluh, Jambi. 
BENGKULU— Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menjadi korban jerat dan ditemukan di Hutan Produksi Air Rami pada 15 Februari yang lalu kini kondisinya sudah mulai stabil.
Hal ini dikatakan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Amon Zamora, Senin (12/3/2012). Kondisi harimau mulai membaik setelah mendapatkan perawatan dari tim kesehatan. Dua jari kaki harimau sebelah kanan dan tiga jari kaki kiri terpaksa diamputasi karena membusuk.
Kini ada masalah baru. Harimau tersebut diduga sedang mengandung atau malah baru saja melahirkan.
"Kami mencurigai dari kondisinya ada kemungkinan sedang hamil atau baru melahirkan," kata Amon.
"Karena dari ciri-ciri fisiknya. Kalau baru melahirkan paling tidak umur anaknya baru dua bulan, atau sebaliknya sedang hamil karena puting susu dan perutnya membesar," katanya menerangkan.
Dua kemungkinan sudah diantisipasi dengan menurunkan tim ke lokasi di mana harimau betina yang kemudian dinamai Dara itu ditemukan tim akan mencari keberadaan anakan untuk memperoleh kepastian.
Jika dugaan keberadaan anaknya terbukti alias harimau tersebut baru saja melahirkan, maka anakan akan turut dievakuasi untuk perawatan hingga usianya memungkinkan untuk mencari mangsa sendiri.
Pencarian akan dilakukan walaupun ada kemungkinan harimau anakan dijaga oleh pejantan atau ayahnya.
"Tim sudah turun ke lapangan dan akan melakukan penyisiran dalam radius lima kilometer, mudah-mudahan ada kabar baik," kata Amon.
Diberitakan sebelumnya, Dara ditemukan oleh tim khusus penyelamatan satwa dari Bengkulu Utara dan Mukomuko pada tanggal 15 Februari 2012. Saat ditemukan, Dara mengalami dehidrasi dan kakinya terjerat.
Proses evakuasi tidak mudah karena sulitnya medan. Dara baru berhasil dibawa ke kantor BKSDA pada tanggal 20 Februari 2012.
Tindakan operasi kemudian dilakukan karena jari kaki yang sudah mulai membusuk.
"Operasi pertama dilakukan di lokasi terkena jerat, operasi kedua di dalam perjalanan, dan operasi ketiga dilakukan setelah berada di kantor kita," jelas Amon.
Sampai saat ini, Amon mengatakan tetap berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan tentang kondisi Dara dan sampai saat ini belum diputuskan lokasi yang akan ditetapkan sebagai tempat tinggalnya.